Kebocoran Ekonomi dalam Pariwisata


Kebocoran Ekonomi dalam Pariwisata

Enggar Dwi Cahyo1, Anindya Prameswari2

1,2Mahasiwa, Jurusan Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
 

Abstract
Contents of articles in this journal about the leaks that occurred in the tourism economy. Leakages in tourism occur when revenues arising from tourism-related economic activities in destination countries are not available for (re-)investment or consumption of goods and services in the same countries. Economic leakages can be external, internal, and invisible leakages, where all three types of leakages are caused by different factors. Leakages are inevitable in free market conditions or the current trade liberalization, economic leakages can however be minimized by various means and strategies. The best strategy is a strategy clusture structure which should be applied by governments through international treaties, both of which performed at the level of export, the supplier level, as well as economic input level can be set in such a way as to reduce or minimize economic leakages.
Keyword: tourism, economic, leakage
.
1.       Latar Belakang


Leakage atau kebocoran dalam pembangunan pariwisata dapat diakibatkan dari adanya beberapa faktor . kebocoran yaitu kebocoran import dan kebocoran eksport dan kebocoran yang sifatnya tidak terlihat atau invisible leakage. Biasanya kebocoran importterjadi ketika terjadinya permintaan terhadap peralatan-peralatan yang berstandar internasional yang digunakan dalam industry pariwisata, bahan makanan dan minuman import yang tidak mampu disediakan oleh masyarakat lokal atau dalam negeri. Besarnya pendapatan dari sektor pariwisata juga diiringi oleh besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan import terhadap produk yang dianggap berstandar internasional. Sedangkan kebocoran eksport seringkali terjadi pada pembangunan destinasi wisata khususnya pada Negara miskin atau berkembang yang cenderung memerlukan modal dan investasi yang besar untuk membangun infrastruktur dan fasilitas wisata lainnya. Kondisi seperti ini, akan mengundang masuknya penanaman modal asing yang memiliki modal yang kuat untuk membangun resort atau hotel serta fasilitas dan infrastruktur pariwisata, sebagai imbalannya, keuntungan usaha dan investasi mereka akan mendorong uang mereka kembali ke Negara mereka tanpa bisa dihalangi, hal inilah yang disebut dengan “leakage” kebocoran eksport

Kebocoran pada sektor pariwisata
intinya adalah sebagian uang yang dibelanjakan oleh wisatawan asing atau wisatawan luar daerah yang tidak dibelanjakan oleh wisatawan asing atau wisatawan luar daerah yang tidak dibelanjakan dan tidak memberikan pengaruh pada perekonomian suatu daerah pariwisata setempat (Oka AYoeti, 2008). Kebocoran ekonomi ini tidak akan dapat dihilangkan, namun hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah meminimalisir besaran dari kebocoran ekonomi itu sendiri.

2.      Isi

2.1. Import Leakage
       Kebocoran ekonomi jenis ini merupakan salah satu kebocoran ekonomi yang sifatnya nyata dan terasa langsung. Kebocoran ekonomi import adalah suatu keadaan dimana uang dari suatu destinasi, misalkan Pulau Bali telah menjadi surga bagi para pebisnis, jutaan dollar dikeluarkan oleh para investor asing untuk membangun hotel dan resort mewah serta Pemerintah Kabupaten Raja Ampat memberikan ruang sebesar-besarnya kepada investor asing untuk berinvestasi ,yang berarti tidak berdampak kepada kegiatan ekonomi di dalam Negara asal uang itu berada yang dikarenakan uang tersebut dilakukan untuk kegiatan transaksi import barang dari luar negeri.


Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai kebocoran karena uang yang digunakan untuk melakukan kegiatan transaksi import tidak akan berpengaruh terhadap perekonomian Negara yang melakukan kegiatan import itu sendiri. Dalam artian uang yang telah digunakan sudah berhenti berputar di Negara tersebut.
Contoh kasus lain dari kebocoran tipe ini adalah penyetandaran kualitas dalam ukuran internasional terhadap barang-barang yang digunakan pada suatu tempat wisata, terutama pada hotel-hotel berbintang dan restoran-restoran yang menggunakan standar internasional. Dengan adanya penyamarataan kualitas suatu barang atau jasa secara internasional maka membuat kemungkinan barang-barang produksi lokal yang digunakan oleh hotel-hotel berbintang tidak dapat bersaing kualitasnya  dengan produk luar. Oleh karena itu dengan terpaksa atau tidak pihak hotel atau restoran yang kebutuhannya tidak terpenuhi oleh produkan lokal mau tidak mau akan melakukan kegiatan pengimporan barang atau jasa dengan baiya  dengan biaya yang digunakan  diambil dari pendapatan hotel atau restoran tersebut.
2.2 . Eksport Leakage
Kebocoran eksport seringkali terjadi pada pembangunan destinasi wisata khususnya pada Negara miskin atau berkembang yang cemderung memerlukan modal dan investasi terjadi ketika terjadinya permintaan terhadap peralatan-peralatan yang berstandar internasional yang digunakan dalam industri yang besar untuk membangun infrastruktur dan fasilitas wisata lainnya. Kondisi seperti ini, akan mengundang masuknya penanam modal asing yang memiliki modal yang kuat untuk membangun resort atau hotel serta fasilitas dan infrastruktur  pariwisata, sebagai imbalannya, keuntungan usaha dan investasi mereka akan mendorong uang mereka kembali ke Negara mereka tanpa bisa dihalangi, hal inilah yang disebut dengan “leakage” kebocoran eksport.
2.3. Invisible Leakage
Invisible Leakage atau kebocoran ekonomi yang tidak secara langsung oleh konsumen ataupun produsen suatu produk. Pada kebocoran jenis ini biasanya uang yang keluar dari suatu daerah asal dan tidak lagi mempengaruhi kegiatan ekonomi di daerah tersebut tidak terasa secara langsung.
Pada kebocoran ekonomi yang tidak terlihat dapat terjadi pada perhitungan pendapatan asli daerah dari sektor  pajak. Invisible leakage  pada pendapatan asli daerah dapat dilihat pada studi kasus pembayaran pajak suatu perusahaan yang melakukan pembayaran kepada pemerintah pusat. Sehingga uang yang seharusnya mengalir dan bergerak di dalam lingkup daerah tidak dapat berpengaruh terhadap daerah tersebut.
Invisible leakage juga dapat terjadi kepada konsumen suatu barang atau benda yang dibeli dan harga pajak per barang tersebut ditanggungkan oleh pembeli atau konsumen dari barang tersebut.
2.4. Efek yang muncul
Pada tiap kebocoran ekonomi yang terjadi di suatu daerah pastilah akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian bahkan juga berpengaruh terhadap kondisi sosial daerah tersebut. Contoh-contoh dari efek yang muncul karena terjadinya kebocoran dalam bidang  ekonomi di dalam suatu daerah antara lain adanya kemungkinan untuk terjadi pemiskinan terhadap penduduk sekitar daerah wisata.  Pemilik asli dari suatu destinasi ataupun obyek wisata adalah penduduk asli dari  destinasi atau obyek wisata itu berada. Seharusnya apabila suatu obyek wisata berkembang disuatu daerah maka warga sekitar juga seharusnya memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi, namun pada kenyataannya masih banyak warga asli yang tinggal disekitar tempat obyek wisata masih memiliki  kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Hal ini bisa dipastikan terjadi karena adanya kebocoran daaarrri segi ekonomi pada daerah tersebut. Apabila kebocoran yang terjadi pada  suatu daerah wisata sangat besar maka efek yang berpengaruh kepada ranah sosialnya akan sangat dapat terasa. Seperti contohnya adalah akan munculnya kesenjangan sosial antar warga dan cenderung dapat menyebabkan konflik antar warga.
3.       Kesimpulan
Economical leakage atau kebocoran dalam sektor ekonomi sangat tidak memungkinkan untuk dihindari. Hal ini semakin diperparah oleh keadaan pasar bebas atau dapat juga disebut dengan Liberalisasi perdagangan.
Namun hal utama yang harus dilakukan pemerintah dengan daya dukung yang setimpal  oleh warga yang dipimpin adalah upaya untuk sebisa mungkin meminimalisir kebocoran ekonomi yang ada. Hal-hal seperti kesepakatan antar Negara yang membuat kebocoran ekonomi tersebut menjadi minim harus digalakan.
Hal lain yang dapat dilakukan pemerintah  adalah memberdayakan secara maksimal produk lokal sehingga dapat menekan jumlah kebocoran ekonomi yang berfaktor impor.
Undang-undang Republik Indonesia no 10 tahun 2009 menjamin kesejahteraan masyarakat yang tinggal disekitar suatu kawasan obyek wisata. Hal ini seperti sudah dijelaskan diatas bahwa pada dasarnya pemilik asli dari suatu obyek wisata  adalah penduduk asli yang tinggal di sekitar daerah yang menjadi tempat pariwisata tersebut.  Contoh kasus semacam ini banyak sekali terdapat pada daerah-daerah berkembang yang masih sangat mebutuhkan bantuan dari pihak luar untuk membangun daerah tersebut. Khususnya pada Negara-negara berkembang yang sangat mengandalkan wisata alam pada kegiatan pariwisatanya.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pemerintah untuk meminimalkan tingkat kebocoran  di bidang ekonomi:

Regional Supplier Level: campur tangan pemerintah juga diperlukan untuk memfasilitasi provider asing diperlukan untuk menyediakan komponen yang tidak mampu disediakan oleh provider domestic, kebutuhan barang dan jasa inilah yang menarik masuknya supplier asing ke regional dengan tingkat leakages yang sekecil mungkin.

Economic Input Level:  campur tangan pemerintah pada level ini diperlukan bagi semua pihak untuk menyediakan landasan bisnis. Organisasi swasta dan pemerintah atau
agen yang lainnya memerlukan landasan untuk menjalankan bisnisnya sehingga diperlukan dukungan pendidikan dan pelatihan, inovasi, pendanaan, infrastruktur dan informasi, iklim usaha seperti pajak, aturan dan administrasi, dan jaminan kualitas hidup.

Pengaruh positif pembangunan pariwisata sudah tidak perlu diragukan lagi seperti pendapatan nilai tukar valuta asing, penerimaan devisa akibat adanya konsumsi wisatawan, penyerapan tenaga kerja, pembangunan infrastruktur pariwisata yang turut dinikmati oleh masyarakat lokal dan di beberapa destinasi pariwisata juga sebagai generator pemberdayaan perekonomian masyarakat lokal.





Referensi
1)      Yoeti, Oka A. (2008), Ekonomi Pariwisata, Kompas, Jakarta
2)      repository.ipb.ac.id/…/JIPI_Des08%20vol.13.no%2003%20hlm.173
4)      Gambar 1 & 2










.

Share this article :

+ komentar + 1 komentar

7 Juli 2020 pukul 01.17

Mantap djiwa. Hatur nuhun atas infonya

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HMPI MEDIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger