Featured Post Today
print this page
Latest Post

Sepak Bola dan Pariwisata : Pergerakan Suporter


Beribu-ribu manusia menggunakan baju yang mayoritas berwarna merah memasuki daerah Sleman Yogyakarta, “Badai Merah Dari Timur” Ini tak lain adalah Pasoeapati, Pendukung Tim Persis Solo.  Perjalanan Solo-Sleman yang menempuh jarak 60 Km Tak menghalangi niat mereka dalam mendukung tim kesayangan.singkat cerita  tak lama setelah berisirahat pertandingan pun di mulai. Tim kesayangan Kalah dan terjadi bentrokan yang mengakibatkan banyak korban dari sigi materi dan fisik. Lemparan batu saat perjalanan tour Pasoepati yang melintasi Yogyakarta merupakan hal wajib dan pemanis saat tak terkecuali hari itu.
Perjalanan Suporter Solo ke Bandung
dok. pribadi

Lain cerita bagaimana ratusan Pasoepati yang melakukan tour ke Bandung saat itu, dengan jarak yang di tempuh cukup jauh “hanya” untuk menonton tim kesayangan selama 90 menit. Ini tentu bukan hal yang sebanding apabila di bandingkan dengan jarak dan waktu yang mereka tempuh.
Dalam pertandingan sepak bola tentunya suporter selalu  menjadi pemanis dalam dinamika persebakbolaan. Mereka memenuhi Stadion untuk menyaksikan pertandingan sepak bola. Tak hanya suporter tuan rumah akan tetapi suporter dari tim tamu yang biasanya berasal dari luar Kota. Jarak yang di tempuh memang tidak menjadi halangan mereka untuk menyaksikan pertandingan sepak bola.
Pola pergerakan dan sifat dari suporter sepak bola ini memiliki korelasi dengan pariwisata. Dalam ilmu pariwisata, dasar dari perjalanan wisatawan di landasi oleh berbagai motivasi salah satunya mencari kesenangan dan kepuasan batin serta obyek wisata harus menyajikan atraksi wisata yang di dalamnya ada something to buy, something to learn, something to do dan berbagai sajian lainnya. Sepak bola sendiri sudah memenuhi aspek tersebut, sehingga olah raga sepak bola mesuk dalam pariwisata minat khusus atau special interest tourism.  Di sepak bola kita bisa belajar tentang bagaimana sepak bola itu sendiri di mainkan, menganalisis pertandingan, mempelajari aspek sosiologis suporter saat menyaksikan pertandingan, atitude suporter dalam menyaksikan pertandingan, efek sepak bola terhadap ekonomi dan berbagai kegiatan yang tentunya mengandung unsur edukasi (something to learn). Untuk aspek something to do tujuan utama suporter sendiri adalah menyaksikan pertandingan sepak bola yang menjadi komoditi dari utama selain suporter juga menikmati obyek wisata di sekitar Stadion tempat berlangsungnya pertandingan. Something to buy di sepak bola sendiri di khususkan pada pembelian atribut klub dan juga kuliner saat menyaksikan pertandingan, sebagai contoh di Stadion Manahan Solo dimana makanan wajib setiap suporter adalah nasi kucing yang di jajakan keliling oleh pedangan asongan, berbeda lagi saat di Stadion Si Jalak harupat Soreang Bandung yang menjual Tahu Khas Sumedang yang mengimplementasikan kultur daerah Jawa Barat.
Sering kita mendengar Backpacker sebutan untuk para wisatawan yang menggunakan dana minim untuk melakukan perjalanan wisata. Dalam sepak bola sendiri memang belum ada yang menyebutkan julukan untuk para penikmat sepak bola saat melakukan perjalanan keluar daerah untuk menyaksikan klubnya bertandingan. Sebutan “suporter” di anggap sudah mewakili dinamika yang terjadi di sepak bola tanpa mengkhususkan mana suporter tamu mana suporter tuan rumah entah berapa kilometer perjalanan yang di lalui saat memasuki areal Stadion sebutan ini sudah di sematkan bagi penikmat sepak bola. Perjalanan suporter ini sangat mirip dengan pariwisata pada umumnya, ada yang secara bersamaan yang terkoordinir dengan jumlah masa yang besar dan ada yang melakukan perjalan sendiri atau bersama beberapa suporter lain dan membentuk kelompok kecil yang di dasari berbagai hal dan tidak terkoordinir.
Untuk perjalan secara bersamaan suporter memang fokus untuk menyaksikan pertandingan, setelah menyaksikan pertandingan biasanya langsung melanjutakan perjalanan pulang ke daerah asal. Kegiatan ini biasa di sebut “tour suporter” di Indonesia sendiri sudah menjadi kesepakatan tak tertulis menggunakan nama tersebut untuk melakukan perjalanan, sebagai contoh “The Jak Tour De Solo” . Tour ini juga membutuhkan perhitungan yang matang selayaknya perjalanan pariwisata pada umumnya. Aspek-aspek seperti transportasi, akomodasi, makan, tiket masuk stadion kemudian di kalkulasikan dan perhitungan ini kemudian menjadi biaya perjalanan yang di bebankan pada peserta tour. Selain itu tour bersama seperti ini lebih menjamin keamanan bagi para peserta tour. Dalam iklim sepak bola Indonesia, pemetaan suporter di dasarkan kedaerahan dan tak jarang saat melawat ke daerah lain, rombongan tour suporter akan melintasi daerah rival dan tak ayal terjadi gesekan.
Menarik untuk membahas pola pergerakan suporter yang berangkat sendiri atau dengan kelompok kecil. Banyak hal yang mempengaruhi mengapa sebagian kecil suporter memilih untuk melakukan perjalanan sendiri. Dari beberapa suporter yang sering memilih perjalanan sendiri ketimbang ikut rombongan mengutarakan bahwa alasan mereka melakukan perjalanan sendiri adalah biaya. Sama halnya dengan backpacker mereka mengutamakan biaya yang relatif lebih murah dan pengalaman yang di dapat dalam perjalanan. Adanya kemiripan beberapa aspek dengan backpacker mungkin nama suporter packer patut di sematkan pada para penggila si kulit bundar ini. Keuntungan dari suporter packer sendiri adalah bebas menentukan skema perjalanan dan tujuan yang ingin mereka tuju.
Dengan biaya yang minimal mereka berusaha mendapatkan kepuasan dalam perjalanan. Selain tujuan utama mereka untuk menyaksikan pertandingan sepak bola, dari berbagai pengalaman mereka juga mengunjungi tempat wisata yang terdapat di sekitaran areal stadion. Untuk masalah akomodasi mereka lebih sering menggunakan fasilitas umum untuk beristirahat seperti stasiun, tempat ibadah bahkan stadion, selain itu mereka juga memanfaatkan suporter tuan rumah yang di dasari rasa sesama suporter sepak bola. Ritus sosoilogis sesama suporter bola inilah yang menjadi ciri khas suporter packer . Hal ini sangat lah menarik dan memberikan kita fakta bahwa sepak bola adalah salah satu alat pemersatu bangsa. Banyak pengalaman suporter yang mengandalkan atribut sepak bola mereka bisa mendapat “kemudahan” saat berada di daerah mereka melawat.
            Akan tetapi dengan iklim sepak bola Indonesia yang masih antah berantah seperti ini, masih belum memungkinkan sepak bola menjadi pariwisata. Perlu pembenahan dari berbagai sektor, liga yang bersih dan berkelanjutan, infrastruktur seperti stadion untuk kenyamanan saat menyaksikan sepak bola. Keamanan bagi suporter dan banyak hal lagi.  Yang tentunya suatu saat nanti iklim sepak bola industri bisa di jadikan sebagai obyek wisata baru di Indonesia. 
9 komentar

Kebocoran Ekonomi dalam Pariwisata


Kebocoran Ekonomi dalam Pariwisata

Enggar Dwi Cahyo1, Anindya Prameswari2

1,2Mahasiwa, Jurusan Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
 

Abstract
Contents of articles in this journal about the leaks that occurred in the tourism economy. Leakages in tourism occur when revenues arising from tourism-related economic activities in destination countries are not available for (re-)investment or consumption of goods and services in the same countries. Economic leakages can be external, internal, and invisible leakages, where all three types of leakages are caused by different factors. Leakages are inevitable in free market conditions or the current trade liberalization, economic leakages can however be minimized by various means and strategies. The best strategy is a strategy clusture structure which should be applied by governments through international treaties, both of which performed at the level of export, the supplier level, as well as economic input level can be set in such a way as to reduce or minimize economic leakages.
Keyword: tourism, economic, leakage
.
1.       Latar Belakang


Leakage atau kebocoran dalam pembangunan pariwisata dapat diakibatkan dari adanya beberapa faktor . kebocoran yaitu kebocoran import dan kebocoran eksport dan kebocoran yang sifatnya tidak terlihat atau invisible leakage. Biasanya kebocoran importterjadi ketika terjadinya permintaan terhadap peralatan-peralatan yang berstandar internasional yang digunakan dalam industry pariwisata, bahan makanan dan minuman import yang tidak mampu disediakan oleh masyarakat lokal atau dalam negeri. Besarnya pendapatan dari sektor pariwisata juga diiringi oleh besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan import terhadap produk yang dianggap berstandar internasional. Sedangkan kebocoran eksport seringkali terjadi pada pembangunan destinasi wisata khususnya pada Negara miskin atau berkembang yang cenderung memerlukan modal dan investasi yang besar untuk membangun infrastruktur dan fasilitas wisata lainnya. Kondisi seperti ini, akan mengundang masuknya penanaman modal asing yang memiliki modal yang kuat untuk membangun resort atau hotel serta fasilitas dan infrastruktur pariwisata, sebagai imbalannya, keuntungan usaha dan investasi mereka akan mendorong uang mereka kembali ke Negara mereka tanpa bisa dihalangi, hal inilah yang disebut dengan “leakage” kebocoran eksport

Kebocoran pada sektor pariwisata
intinya adalah sebagian uang yang dibelanjakan oleh wisatawan asing atau wisatawan luar daerah yang tidak dibelanjakan oleh wisatawan asing atau wisatawan luar daerah yang tidak dibelanjakan dan tidak memberikan pengaruh pada perekonomian suatu daerah pariwisata setempat (Oka AYoeti, 2008). Kebocoran ekonomi ini tidak akan dapat dihilangkan, namun hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah meminimalisir besaran dari kebocoran ekonomi itu sendiri.

2.      Isi

2.1. Import Leakage
       Kebocoran ekonomi jenis ini merupakan salah satu kebocoran ekonomi yang sifatnya nyata dan terasa langsung. Kebocoran ekonomi import adalah suatu keadaan dimana uang dari suatu destinasi, misalkan Pulau Bali telah menjadi surga bagi para pebisnis, jutaan dollar dikeluarkan oleh para investor asing untuk membangun hotel dan resort mewah serta Pemerintah Kabupaten Raja Ampat memberikan ruang sebesar-besarnya kepada investor asing untuk berinvestasi ,yang berarti tidak berdampak kepada kegiatan ekonomi di dalam Negara asal uang itu berada yang dikarenakan uang tersebut dilakukan untuk kegiatan transaksi import barang dari luar negeri.


Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai kebocoran karena uang yang digunakan untuk melakukan kegiatan transaksi import tidak akan berpengaruh terhadap perekonomian Negara yang melakukan kegiatan import itu sendiri. Dalam artian uang yang telah digunakan sudah berhenti berputar di Negara tersebut.
Contoh kasus lain dari kebocoran tipe ini adalah penyetandaran kualitas dalam ukuran internasional terhadap barang-barang yang digunakan pada suatu tempat wisata, terutama pada hotel-hotel berbintang dan restoran-restoran yang menggunakan standar internasional. Dengan adanya penyamarataan kualitas suatu barang atau jasa secara internasional maka membuat kemungkinan barang-barang produksi lokal yang digunakan oleh hotel-hotel berbintang tidak dapat bersaing kualitasnya  dengan produk luar. Oleh karena itu dengan terpaksa atau tidak pihak hotel atau restoran yang kebutuhannya tidak terpenuhi oleh produkan lokal mau tidak mau akan melakukan kegiatan pengimporan barang atau jasa dengan baiya  dengan biaya yang digunakan  diambil dari pendapatan hotel atau restoran tersebut.
2.2 . Eksport Leakage
Kebocoran eksport seringkali terjadi pada pembangunan destinasi wisata khususnya pada Negara miskin atau berkembang yang cemderung memerlukan modal dan investasi terjadi ketika terjadinya permintaan terhadap peralatan-peralatan yang berstandar internasional yang digunakan dalam industri yang besar untuk membangun infrastruktur dan fasilitas wisata lainnya. Kondisi seperti ini, akan mengundang masuknya penanam modal asing yang memiliki modal yang kuat untuk membangun resort atau hotel serta fasilitas dan infrastruktur  pariwisata, sebagai imbalannya, keuntungan usaha dan investasi mereka akan mendorong uang mereka kembali ke Negara mereka tanpa bisa dihalangi, hal inilah yang disebut dengan “leakage” kebocoran eksport.
2.3. Invisible Leakage
Invisible Leakage atau kebocoran ekonomi yang tidak secara langsung oleh konsumen ataupun produsen suatu produk. Pada kebocoran jenis ini biasanya uang yang keluar dari suatu daerah asal dan tidak lagi mempengaruhi kegiatan ekonomi di daerah tersebut tidak terasa secara langsung.
Pada kebocoran ekonomi yang tidak terlihat dapat terjadi pada perhitungan pendapatan asli daerah dari sektor  pajak. Invisible leakage  pada pendapatan asli daerah dapat dilihat pada studi kasus pembayaran pajak suatu perusahaan yang melakukan pembayaran kepada pemerintah pusat. Sehingga uang yang seharusnya mengalir dan bergerak di dalam lingkup daerah tidak dapat berpengaruh terhadap daerah tersebut.
Invisible leakage juga dapat terjadi kepada konsumen suatu barang atau benda yang dibeli dan harga pajak per barang tersebut ditanggungkan oleh pembeli atau konsumen dari barang tersebut.
2.4. Efek yang muncul
Pada tiap kebocoran ekonomi yang terjadi di suatu daerah pastilah akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian bahkan juga berpengaruh terhadap kondisi sosial daerah tersebut. Contoh-contoh dari efek yang muncul karena terjadinya kebocoran dalam bidang  ekonomi di dalam suatu daerah antara lain adanya kemungkinan untuk terjadi pemiskinan terhadap penduduk sekitar daerah wisata.  Pemilik asli dari suatu destinasi ataupun obyek wisata adalah penduduk asli dari  destinasi atau obyek wisata itu berada. Seharusnya apabila suatu obyek wisata berkembang disuatu daerah maka warga sekitar juga seharusnya memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi, namun pada kenyataannya masih banyak warga asli yang tinggal disekitar tempat obyek wisata masih memiliki  kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Hal ini bisa dipastikan terjadi karena adanya kebocoran daaarrri segi ekonomi pada daerah tersebut. Apabila kebocoran yang terjadi pada  suatu daerah wisata sangat besar maka efek yang berpengaruh kepada ranah sosialnya akan sangat dapat terasa. Seperti contohnya adalah akan munculnya kesenjangan sosial antar warga dan cenderung dapat menyebabkan konflik antar warga.
3.       Kesimpulan
Economical leakage atau kebocoran dalam sektor ekonomi sangat tidak memungkinkan untuk dihindari. Hal ini semakin diperparah oleh keadaan pasar bebas atau dapat juga disebut dengan Liberalisasi perdagangan.
Namun hal utama yang harus dilakukan pemerintah dengan daya dukung yang setimpal  oleh warga yang dipimpin adalah upaya untuk sebisa mungkin meminimalisir kebocoran ekonomi yang ada. Hal-hal seperti kesepakatan antar Negara yang membuat kebocoran ekonomi tersebut menjadi minim harus digalakan.
Hal lain yang dapat dilakukan pemerintah  adalah memberdayakan secara maksimal produk lokal sehingga dapat menekan jumlah kebocoran ekonomi yang berfaktor impor.
Undang-undang Republik Indonesia no 10 tahun 2009 menjamin kesejahteraan masyarakat yang tinggal disekitar suatu kawasan obyek wisata. Hal ini seperti sudah dijelaskan diatas bahwa pada dasarnya pemilik asli dari suatu obyek wisata  adalah penduduk asli yang tinggal di sekitar daerah yang menjadi tempat pariwisata tersebut.  Contoh kasus semacam ini banyak sekali terdapat pada daerah-daerah berkembang yang masih sangat mebutuhkan bantuan dari pihak luar untuk membangun daerah tersebut. Khususnya pada Negara-negara berkembang yang sangat mengandalkan wisata alam pada kegiatan pariwisatanya.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pemerintah untuk meminimalkan tingkat kebocoran  di bidang ekonomi:

Regional Supplier Level: campur tangan pemerintah juga diperlukan untuk memfasilitasi provider asing diperlukan untuk menyediakan komponen yang tidak mampu disediakan oleh provider domestic, kebutuhan barang dan jasa inilah yang menarik masuknya supplier asing ke regional dengan tingkat leakages yang sekecil mungkin.

Economic Input Level:  campur tangan pemerintah pada level ini diperlukan bagi semua pihak untuk menyediakan landasan bisnis. Organisasi swasta dan pemerintah atau
agen yang lainnya memerlukan landasan untuk menjalankan bisnisnya sehingga diperlukan dukungan pendidikan dan pelatihan, inovasi, pendanaan, infrastruktur dan informasi, iklim usaha seperti pajak, aturan dan administrasi, dan jaminan kualitas hidup.

Pengaruh positif pembangunan pariwisata sudah tidak perlu diragukan lagi seperti pendapatan nilai tukar valuta asing, penerimaan devisa akibat adanya konsumsi wisatawan, penyerapan tenaga kerja, pembangunan infrastruktur pariwisata yang turut dinikmati oleh masyarakat lokal dan di beberapa destinasi pariwisata juga sebagai generator pemberdayaan perekonomian masyarakat lokal.





Referensi
1)      Yoeti, Oka A. (2008), Ekonomi Pariwisata, Kompas, Jakarta
2)      repository.ipb.ac.id/…/JIPI_Des08%20vol.13.no%2003%20hlm.173
4)      Gambar 1 & 2










.

1 komentar

Surat Keputusan Hasil Sidang Paripurna Surabaya


KEPUTUSAN
SIDANG PARIPURNA HIMPUNAN MAHASISWA PARIWISATA INDONESIA II

NOMOR : 01/SPHMPI II/2013

TENTANG

PERESMIAN ANGGOTA BARU HMPI

 SIDANG PARIPURNA HIMPUNAN MAHASISWA PARIWISATA INDONESIA II
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa,
Menimbang
:
1.
Bahwa agar pembahasan materi Sidang Paripurna Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia II Tahun 2013 berjalan dengan terarah, efektif, dan efisien, maka perlu peran aktif anggota HMPI.


2.
Bahwa berkenaan dengan itu perlu dibuat keputusan Sidang Paripurna Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia II Tahun 2013 tentang peresmian anggota baru HMPI.
Mengingat
:
1.
Pancasila


2.
Undang-Undang Dasar Tahun 1945


3.
UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Memperhatikan
:
1.
Keputusan - Keputusan Sidang Paripurna Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia II Tahun 2013


2.
Usulan dan Pendapat yang berkembang dalam persidangan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
:
Mengesahkan Akademi Pariwisata 45 Papua dan Universitas Brawijaya Malang Sebagai Anggota Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia sesuai AD/ART Pasal 11.



Kedua
:
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Diputuskan di  : Surabaya
Pada Tanggal   : 3  Maret 2013
PRESIDIUM

Wakil Ketua                                Ketua                                                Sekretaris




                               Ahmad Agus P                    Erlangga Singgih A.                      Afrodita Indayana







SIDANG PARIPURNA HIMPUNAN MAHASISWA PARIWISATA INDONESIA II

NOMOR : 02/SPHMPI II/2013

TENTANG

PENYELENGGARAAN KONGRES HMPI ke 3

 SIDANG PARIPURNA HIMPUNAN MAHASISWA PARIWISATA INDONESIA II
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa,
Menimbang
:
1.
Bahwa pembahasan materi Sidang Paripurna Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia II Tahun 2013 dan pembahasan rapat Pra Kongres berjalan dengan terarah, efektif, dan efisien.




Mengingat
:
1.
Pancasila


2.
Undang-Undang Dasar Tahun 1945


3.
UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Memperhatikan
:
1.
Keputusan - Keputusan Sidang Paripurna Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia II Tahun 2013


2.
Usulan dan Pendapat yang berkembang dalam persidangan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
:
Memutuskan bahwa Yogyakarta Sebagai tempat kongres HMPI ke 3.
 Kedua            
:
Dalam Kongres HMPI  ke 3 di Yogyakarta, di usahakan pelibatan Instani pemerintah dalam membantu segala sesuatu yang berhubungan dengan Kongres HMPI, dan Akademi Pariwisata 45 Papua membantu aktif dalam mengkomunikasikan dengan pihak terkait bekerja sama dengan panitia lokal Yogyakarta.



Ketiga
:
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.


Diputuskan di  : Surabaya
Pada Tanggal   : 3 Maret 2013
PRESIDIUM

Wakil Ketua                                Ketua                                                Sekretaris




                               Ahmad Agus P                    Erlangga Singgih A.                      Afrodita Indayana





KEPUTUSAN
SIDANG PARIPURNA HIMPUNAN MAHASISWA PARIWISATA INDONESIA II

NOMOR : 02/SPHMPI II/2013

TENTANG

LANGKAH STRATEGIS JANGKA PENDEK HMPI

 SIDANG PARIPURNA HIMPUNAN MAHASISWA PARIWISATA INDONESIA II
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa,
Menimbang
:
1.
Bahwa agar arah gerak organisasi berjalan lebih efektif dan membrikan sumbangsih nyata maka perlu di adakan pembahasan terhadap langkah strategis jangka pendek.





Mengingat
:
1.
Pancasila


2.
Undang-Undang Dasar Tahun 1945


3.
UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Memperhatikan
:
1.
Keputusan - Keputusan Sidang Paripurna Himpunan Mahasiswa Pariwisata Indonesia II Tahun 2013


2.
Usulan dan Pendapat yang berkembang dalam persidangan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
:   
Percepatan terhadap realisasi program utama yang di dalamnya mencakup pembuatan WEB/Blog, pembuatan KTA dan pengadaan bendera di setiap universitas atau perguruan tinggi yang tergabung dalam HMPI.



Kedua
:
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Diputuskan di  : Surabaya
Pada Tanggal   : 3 Maret 2013
PRESIDIUM

Wakil Ketua                                Ketua                                                Sekretaris




                              Ahmad Agus P                    Erlangga Singgih A.                      Afrodita Indayana


Atau bisa download disini
Download Surat Keputusan




1 komentar

Kajian Ilmu : Tourism Area Life Cycle


TOURISM AREA LIFE CYCLE
            Tourism Area Life Cycle adalah siklus hidup suatu pariwisata di daerah tertentu. Bila di artikan secara perkata Tourism memiliki arti Pariwisata, area memiliki arti wilayah, life dan cycle merupakan satu kesatuan kata yang dapat di artikan sebagai lingkaran atau siklus hidup.
            TALC merupakan suatu konsep yang di terapkan atau digunakan dalam pengembangan suatu daerah wisata. Kerangka ini merupakan sebuah alur natural akan tetapi baru di teliti pada awal 1980 oleh Butler. Meskipun pada awalnya sudah ada penelitian tentang hal ini. TALC memberikan dampak besar bagi kehidupan pariwisata, perkembangan industry pariwisata sangat di pengaruhi oleh TALC.

Gambar TALC

            Perkembangan di dunia wisata memaksi di lakukan study-study tentang TALC, kerangka kerja dalam setiap studi memberikan kerangka yang jelas tentang pengelolaan suatu daerah wisata, karena setiap destinasi wisata memilki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga kedinamisan suatu pengelolaan wilayah wisata sangatlah mugkin terjadi.
            Studi tentang TALC juga membantu Negara-negara berkembang yang sedang giat menata kehidupan ekonominya, serperti Indonesia. Perkembangan wisata di Negara-negara berkembang yang memiki potensi wisata menjadi sebuah keharusan, karena pariwisata menjadi salah satu factor penentu majunya ekonomi suatu Negara berkembang.
            Dalam beberapa artikel bahwa TALC memiliki beberapa pemaparan, antara lain :
1.      Sebuah tujuan wisata adalah kota, atau kawasan ekonomi yang tergantung pada tingkat kepentingan peningkatan atau penambahan dari kawasan tersebut.
2.      Sebuah tujuan wisata adalah kelompok dari produk-produk, bukan hanya satu obyek.
3.      Daerah tujuan seperti produk hasil atau pengalaman siklus hidup

Tahap-tahap TALC adalahsebagai berikut :
A.    Exploration atau penjajakan :
1.      Pengenalan produk baru pariwisata
2.      Para pengunjung atau wisatawan mulai berdatangan dalam jumlah sedikit.
B.     Invilolvement atau pelibatan :
1.      Pengelompokan musim-musim wisata mulai bertambah.
2.      Banyak wisatawan mulai bertambah
3.      Pengaruh mulai nyata.
C.     Development atau pengembangan :
1.      Kebijakan public dan investasi dubutuhkan jika daerah tujuan wisata tersebut mendukung keberlangsungan pengembangan.
D.    Consolidation atau penggabungan :
1.      Jumlah pengunjung terus meningkat
2.      Layanan bagi para wisatawan mulai didisediakan baik oleh perusahaan nasional maupun internasional.
3.      Penyelenggaraan local tetap sesuai dengan peratran.
E.     Stagnation :
1.      Kritikan dan keputusan harus mulai dibuat
2.      Jumlah pengunjung mencapai puncak.
3.      Menarik perhatian pengunjung dengan fasilitas-faslitas yang menarik
4.      Dibutuhkan promosi
5.      Penyesuaian antara produk dan pasar.
F.      Decline atau kemunduran :
1.      Jumlah pengunjung turun
2.      Pasar mulai jatuh
3.      Promosi yang lebih untuk memenhi kapasitas
4.      Mundur atau peremajaan lagi.



1 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HMPI MEDIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger